My Home


Lihat My Home di peta yang lebih besar

Wow ! Gaji Guru Rp 20.000,- Per Jam




Hmmm…fantastis sekali ya melihat angka Rp 20.000,- per jam. Untuk ukuran karyawan atau profesi kelas menengah, angka tersebut tentu sangat menggiurkan. Harusnya para guru bersyukur dong sudah dibayar semahal itu. Karyawan pabrik yang bergaji UMR/UMK saja masih jauh dari angka itu per jamnya.

Sekarang coba bayangkan, kalau seminggu saja mengajar 24 jam dan sebulan jadi 96 jam, dikalikan - Rp 20.000, berarti kan gajinya bisa Rp 1.920.000,- per bulan. Wuihhh... kereeen, cuma modal cuap-cuap 4 jam sehari sudah bisa dapat gaji segitu besarnya (paling tidak jauh di atas UMR lah). Padahal sehari kan ada 24 jam, berarti masih ada 20 jam yang bisa dipakai
bisnis lain atau apa saja.

Itu kalau hitungan 24 jam seminggu. Lah, padahal ada juga lho guru yang sukanya terbang ke sana ke mari (hehehe...). Bisa-bisa lebih dari 24 jam seminggu tuh ngajarnya. Dengan kata lain, pastinya income pun bisa lebih dari 2 jutaan. Wah...wah...wah...... gaji sudah lumayan gitu kok masih kurang saja. Sampai sepet mata ini melihat di TV guru-guru yang mulai gemar meninggalkan siswanya untuk dipakai demo ke gedung dewan. Memangnya minta gaji seberapa besar lagi sih, para guru kita itu?

Ternyata Guru Cuma Digaji Seminggu
(semua perhitungan berikut khusus untuk guru honorer)
Hahaha...hitung-hitungan pendapatan guru sebagaimana dipaparkan di atas itu ternyata salah besar kawan. Realitanya malah jauh dari angka itu. Ini beneran, bukan dongeng atau gosip. Jam kerja guru yang diakui dan dibayar adalah yang seminggu di depan saja. Sedangkan 3 minggu berikutnya dihitung nol rupiah alias
gratis.

Anda yang tidak tahu seluk-beluk dunia pendidikan. Atau bahkan yang sedang kuliah jurusan pendidikan sekali pun mungkin akan terkejut. Dan saya yakin tidak percaya dengan fakta ini. Seperti awal-awal saya menjalani profesi ini dulu. Betul-betul hampir tidak percaya dengan sistem penggajian super unik ini. Mana ada profesi lain yang jam kerjanya sebulan tapi cuma dihitung yang seminggu saja. Tapi di profesi guru hal tersebut benar-benar terjadi.

Ini adalah sebuah rahasia umum yang hanya diketahui oleh para pelaku pendidikan. Anda yang mempunyai kerabat guru sekalipun mungkin juga tidak tahu tentang sistem penggajian ini. Bahkan mahasiswa yang mengambil spesialisasi pendidik pun bisa saja tidak tahu tentang ini. Persis sebagaimana saya dulu ketika menjadi mahasiswa, sedikitpun dosen tidak pernah mengatakan bahwa sistem penggajian guru modelnya begitu. Entah apa alasannya, yang jelas sampai saya betul-betul terjun menjalani profesi ini pun tidak ada informasi yang masuk seputar itu. Saya baru tahu setelah menerima gaji pertama sebagai guru. Dan anda dapat bayangkan, bagaimana ekspresi saya waktu itu.

Jadi, hitung-hitungan yang benar adalah seperti ini, misalnya saya mendapat jam mengajar 24 jam seminggu maka langsung dikalikan Rp 20.000,-/jam ketemulah angka Rp 480.000,- . Maka sebesar itulah bayaran saya untuk satu bulan. Angka tersebut tentu masih kalah dibandingkan gaji bulanan pekerja pabrik atau karyawan restoran yang hanya lulusan SMA. Padahal guru sekarang dituntut minimal harus SI (sarjana), kenapa gajinya masih di bawah lulusan SMA, ya? Hehehe... tanyakan pada rumput yang bergoyang.

Sekedar diketahui saja, bahwa untuk memperoleh 24 jam mengajar itu pun tidak mudah. Maksudnya, paling tidak guru tersebut harus punya jadwal tatap muka 4 jam per minggu dengan 6 kelas paralel yang di ajar. Sedangkan realita yang ada, banyak juga guru yang hanya dua jam tatap muka dalam seminggu (misalnya pelajaran Sejarah, Geografi, Olah raga, Agama, Kesenian, dll), dan kelas yang diparalel juga sedikit. Dengan begitu tidak menutup kemungkinan ada guru yang cuma kebagian 6 jam, 12 jam, 18 jam seminggu. Untuk mengetahui berapa besaran gajinya, tinggal dikalikan Rp 20.000,- saja.

Apa sih, susahnya mengatakan Rp 5.000,- per jam?
Hingga saat ini, masih ada persepsi umum yang mengganggap tabu bila seorang guru berbicara masalah gaji. Benar atau tidak ya, asumsi saya ini? Yang jelas, apa yang saya kemukakan di atas bukanlah sebuah rekayasa dengan maksud untuk dibelas kasihani atau apa. Semua sesuai fakta yang ada di lapangan. Tujuan saya adalah agar tidak ada lagi pembodohan sistematis di negeri ini, agar calon-calon guru dan masyarakat luas semakin paham tentang seluk beluk dunia keguruan, dan agar kita lebih bisa memaknai arti demokrasi terbuka yang ada di negeri ini.

Jujur, hingga saat ini saya sendiri masih bertanya-tanya, kenapa sistem penggajian untuk profesi guru di negeri ini bisa unik begitu. Pernah saya melakukan survey kecil-kecilan kepada rekan-rekan guru di daerah saya. Hampir semuanya tidak paham dari mana dan sejak kapan sistem penggajian model begini diterapkan untuk profesi guru di Indonesia. Dan ketika saya tanya, setelah tahu sistem penggajiannya model begitu, adakah keinginan pindah profesi? Hmmm... satu pun tidak ada yang menjawab ”Ya” yang artinya mereka masih
nyaman-nyaman saja mengemban profesi sebagai guru bangsa tersebut.

Oke, sebelum saya akhiri tulisan ini saya ingin sedikit sharing usul kepada kawan-kawan yang sempat membaca tulisan ini.

Dengan jam mengajar sebanyak 24 jam perminggu maka dalam sebulan akan ketemu 96 jam. Jika 96 jam dikalikan Rp 5.000,- maka hasilnya adalah Rp 480.000,- . Hasil ini sama persis dengan perhitungan 24 jam dikalikan Rp 20.000,- yang jumlahnya juga Rp 480.000,- . Agar lebih jelas perhatikan perbandingan dua cara perhitungan berikut:

  1. Cara Perhitungan Unik
    24 jam/perminggu X Rp 20.000,- = Rp 480.000,-
  2. Cara Perhitungan Rasional
    96 jam/perbulan X Rp 5.000,- = Rp 480.000,-

Walaupun dengan hasil yang sama namun saya lebih cocok dengan cara perhitungan ke 2 karena lebih terbuka dan apa adanya. Guru pun lebih nyaman karena akan dibayar sempurna jam ngajarnya selama satu bulan. Bukan hanya satu minggu saja seperti yang terjadi saat ini. Lalu kenapa hal seperti ini kok sampai detik ini tidak bisa dirubah? Apa sih, susahnya mengatakan Rp 5.000,- per jam?

NB: Salam hangat dan istimewa untuk kawan saya
Lutfi Fuadi Majid yang sedang menjalani Praktik Mengajar. Semoga lancar dan sukses serta cepat selesai agar bisa segera ACTION lagi.



Salam Istimewa!



Tidak ada komentar:

Posting Komentar